Posted by bibil23 on Januari 27, 2018 in Tips Dan Trik | No comments
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Besar Muhammad
SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang bertakwa.
Atas
berkat rahmat serta inayah Allah jugalah penulis telah dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul :“ KEPEMIMPINAN ”. Adapun penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
program D4 administrasi bisnis,politeknik negeri ujungpandang,Makassar.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan apabila
masih terdapat kesalahan dan kekurangan.Dengan lapang dada penulis menerima
saran dan kritiknya demi untuk menambah wawasan.Semoga karya ilmiah ini
mendatangkan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi rekan-rekan semua pada
umumnya. Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
Muhammad Bilal Z
NIM :1812030355
DAFTAR ISI
Pendahuluan................................................................................................................................ 3
Latar Belakang............................................................................................................... 3
Kegunaan
Penulisan....................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
Gaya
kepemimpinan...................................................................................................... 5
Tipe-tipe
kepemimpinan................................................................................................ 6
Profil Pemimpin............................................................................................................. 9
Organisasi yang
di pimpin............................................................................................. 9
Tipe
kempemimpinan yang dianut................................................................................ 9
Kesimpulan..................................................................................................................... 10
Saran.............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 11
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Menurut
kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak
Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi
sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al
Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka
Bumi”.
Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.[1]
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.[1]
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
B.Perumusan Masalah
3.
Profil Pemimpin
4.
Organisasi yang
di pimpin
5.
Tipe
kempemimpinan yang dianut
C.Kegunaan
Penulisan
3.
Untuk
mengetahui Profil Pemimpin
4.
Untuk
mengetahui Organisasi yang di pimpin
5.
Untuk
mengetahui Tipe kempemimpinan yang dianut
PEMBAHASAN
Gaya kepemimpinan
pada dasarnya gaya kepemimpinan atau style banyak
berpengaruh terhadap seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilakunya pengikut-pengikutnya.
Istilah gaya pada dasarnya sama dengan cara yang digunakan oleh pemimpin dalam
proses mempengaruhi pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan cara atau norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencobamempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang diamati. Dalam konteks ini usaha menyeleraskan
persepsi diantara orang-orang yang perilakunya akan mempengaruhi menjadi sangat
penting dalam posisinya.
Secara umum gaya kepemimpinan hanya
dikenal dalam dua gaya yaitu gaya otoriter dan gaya demokrasi. Gaya
kepemimpinan otoriter biasanya dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas
kekuasaan posisi dan penggunaan otoritas dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai pemimpin. Sedangkan gaya kepemimpinan demokrasi dikaitkan dengan
kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.
Gaya
pada dasarnya berasal dari bahasa inggris “style” yang berarti mode seseorang
yang selalu nampak yang menjadi ciri khas orang tersebut. Gaya meruoakan
kebiasaan yang melekat pada diri seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinannya. Stoner, mengatakan bahwa gaya kepemimpinan (leadership
style) adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam
proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Stoner membagi dua gaya
kepemimpinan yaitu:
1.
Gaya yang berorientasi dalam mengawasi tugas
pegawai secara ketat untuk memastikan tugas dilaksanakan dengan memuaskan.
Pelaksanaan tugas lebih ditekankan pada pertumbuhan pegawai dan kepuasan
pribadi.
2. Gaya berorientasi pada pegawai lain, menekankan pada memotivasi ketimbang
mengendalikan bawahan. Gaya ini menjalin hubungan persahabatan, saling percaya,
dan salaing menghargai dengan pegawai yang sering kali diizinkan untuk
berpartisipasi dalam membuat keputusan untuk melaksanankan sesuatu.
Gaya kepeminpinan menurut Thoha, adalh
merupakan norma prilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi prilaku orang lain. Ermaya, menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan merupakan bagaiman cara mengendalikan bawahan untuk melaksanakan
sesuatu.
Gaya pemimpian menurut Hersey &
Blanchard, adalah pola-pola prilaku konsisten yang mereka terapkan dalam
rangka bekerja dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang
itu.pola-pola itu timbul pada diri orang-orang pada waktu mereka memulai
memberikan tanggapan dengan cara yang sama yang sama dalam kondisi serupa ,
pola itu membentuk suatu kebiasan tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan
bagi mereka yang lagi bekerja dengan pemimpin itu.
Dari pendapat para
ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpiann adalah “suatu cara yang
dipergunakan oleh seorang pemimpin dama mempengaruhi, mengarahkan, mendorong,
dan mengendalikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara
efisien dan efektiv.
Secara umum gaya
kepemimpinan hanya dikenal dalam dua gaya yaitu gaya otoriter dan gaya
demokrasi. Gaya kepemimpinan otoriter biasanya dipandang sebagai gaya yang
didasarkan atas kekuasaan posisi dan penggunaan otoritas dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Sedangkan gaya kepemimpinan demokrasi
dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Tipe-tipe kepemimpinan
Dalam
setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya
terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya,
hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya
membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.[3]
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.[4]
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.[3]
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.[4]
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
Profil Pemimpin
Nama :Malik
Alamat :Klaten
Sekolah :UNS
Jabatan :Ketua
Organisasi yang
di pimpin
Nama :Rima
(Remaja Islam Miliran)
Alamat :Klaten
Jumlah Angggota :±60
Orang
Tipe kempemimpinan yang dianut
Demokratis
Didalam organisasi selalu menerima usulan-usulan dari semua
anggota organisasi kemudian usulan tersebut di musyawarahkan sesama anggota
organisasi keputusan yang paling terbaik bagaimana .
Yang saya sukai dengan ketua ini adalah sifatnya titak
sombong juga selalu aktif dalam hal
kegiatan-kegiatan organisasi maupun dalam hal membantu masyarakat yang lagi
mendapat musibah seperti orang meninggal , jenguk orang yang lagi sakit dan
yang lagi mempunyai acara mantu .
Tidak terlalu menekan anggota maksudnya anggota organisasi
tidak harus hadir dalam kegiatan-kegiatan organisasi apabila lagi mendapat
halangan.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi, Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pemimpin meliputi ; kepribadian (personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya.
B. Saran-saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
2. Tidak hanya anggota saja yang memberikan usulan atau masukkan untuk kemajuan desa , alangkah baiknya ketua juga mempunyai masukkan untuk kemamuan desa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/4719834/MAKALAH_kepemimpinan
0 komentar:
Posting Komentar